Halaman

Selasa, 07 Agustus 2012

Pengertian Kanker Serviks atau Kanker Leher Rahim


Kanker serviks atau lazim dikenal kanker leher rahim merupakan penyakit kanker yang menyerang bagian reproduksi manusia terutama wanita pada area leher rahim (yaitu bagian sempit antara vagina dan rahim). Penyakit ini disebabkan oleh virus papiloma manusia atau human papillomavirus (HPV) yang menginfeksi wanita terutama pada rentang usia 18 – 45 tahun. Di Indonesia sendiri, tingkat kematian akibat serangan kanker serviks tergolong tinggi yaitu setiap satu jamnya, satu orang wanita meninggal dunia.
Kanker serviks melalui virus HPV menginfeksi manusia di area sekitar kelamin. Sebenarnya, bila kondisi sistem kekebalan tubuh (imunitas) dalam kondisi yang sangat baik, maka infeksi tersebut dapat ditekan pertumbuhan dan penyebarannya bahkan dapat juga dihilangkan atau disembuhkan. Namun, dalam kondisi sebaliknya virus HPV dapat berkembang secara cepat dan membahayakan hidup penderitanya.
 Selama ini diyakini bahwa bibit kanker serviks memang sudah ada pada setiap perempuan namun dalam kondisi jinak atau tidak membahayakan. Perlakuan dan pola hidup tertentu dituding menjadi penyebab virus HPV berkembang menjadi sangat agresif dan berbahaya. Salah satu penyebab utama terjangkit virus HPV adalah frekuensi hubungan seks dalam usia dini yang sangat sering dan berganti-ganti pasangan. Hal ini memungkinkan virus dan bakteri berkembang biak dengan lebih cepat karena kondisi keasaman (pH) bagian kelamin yang sering berubah-ubah. Selain itu, penggunaan pil KB dalam jangka panjang juga berpotensi memicu kanker serviks meskipun dengan persentase kecil, sebab mengganggu keseimbangan alamiah hormonal organ reproduksi wanita. Oleh sebab itulah, selalu menjaga kebersihan organ intim dan tidak berganti-ganti pasangan adalah solusi tepat untuk menghindarkan anda dari infeksi kanker jenis ini.
Untuk mengetahui apakah anda telah terjangkit infeksi virus HPV memang sangat sulit sebab kanker serviks tidak memberikan gejala secara nyata dan masih terhubung dengan gejala penyakit kelamin biasa. Namun, bila anda mulai mengalami keputihan, keluar cairan bening dari vagina yang berbau sangat tidak enak, dan muncul bercak darah sedikit setelah berhubungan seks, sebaiknya anda segera memeriksakan diri kepada dokter spesialis kelamin untuk mendapatkan penanganan lebih dini.
Cara paling umum yang dilakukan untuk mendeteksi kanker serviks adalah melalui metode Pap Smear yaitu dengan memeriksa sel-sel serviks kemudian mendiagnosanya untuk memastikan apakah terdapat infeksi yang berpotensi berkembang menjadi kanker serviks. Bila anda merasa belum yakin dengan Pap Smear, anda dapat mencoba metode Thin Prep yaitu dengan memeriksa seluruh bagian serviks anda sehingga diperoleh hasil yang lebih lengkap dan akurat. Bila terjadi infeksi biasanya ditindaklanjuti dengan kolposkopi untuk memeriksa ketidaknormalan jaringan sel serviks.
Bila hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa anda terinfeksi virus HPV, maka diperlukan biopsi yaitu pengambilan sebagian kecil jaringan tubuh yang terinfeksi untuk mencegah penyebaran ke jaringan lain. Namun bila virus HPV sudah terlanjur menyebar luas, diperlukan kemoterapi secara berkala dan kontinyu untuk mematikan virus HPV secara total. Apabila kondisi serviks sudah sangat parah dan tidak dapat diselamatkan, maka dilakukan histerektomi atau operasi pengangkatan rahim secara permanen. Tentunya bila hal ini dilakukan, anda tidak bisa lagi memiliki keturunan.
Pencegahan kanker serviks dapat dilakukan dengan mulai hidup dalam pola yang sehat, menghindari hubungan seks usia dini dan berganti-ganti pasangan, selalu menjaga kebersihan organ intim, dan selalu mengikuti vaksinasi HPV secara rutin. Demikian, semoga bermanfaat.

Sumber: majalah Muzakki, edisi Maret 2011


Tidak ada komentar:

Posting Komentar